BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Tinjauan Pustaka
1. Prediksi
Kata prediksi
berasal dari bahasa Latin yaitu predictio
yang artinya ramalan atau perkiraan adalah merupakan suatu kegiatan untuk
menjelaskan lebih dahulu berdasrkan pengalaman, observasi, atau penalaran
ilmiah. (Kamaruddin, dalam Ismail 2005)
Dalam sistem
kelistrikan prediksi atau ramalan sangat dibutuhkan untuk memperkirakan dengan
tepat seberapa besar daya listrik yang dibutuhkan untuk melayani beban dan
kebutuhan energi dalam distribusi energi listrik di masa yang akan datang,
karena selain faktor teknis, faktor ekonomi juga merupakan faktor terpenting
yang perlu diperhitungkan. Bila perkiraan yang tidak tepat akan menyebabkan
tidak cukupnya kapasitas daya yang disalurkan guna memenuhi kebutuhan beban,
sebaliknya jika perkiraan beban terlalu besar maka akan menyebabkan kelebihan
kapasitas pembangkit sehingga menyebabkan kerugian.
2. Energi Listrik
Energi menurut
Eugene C. Lister yang diterjemahkan oleh Hanapi Gunawan (1993) bahwa energi
merupakan kemampuan untuk melekukan kerja; energi merupakan kerja tersimpan.
Pengertiaan ini tidaklah jauh beda dengan ilmu fisika yaitu sebgai kemampuan
melakukan usaha (Kamajaya, 1986).
Hukum kekekalan
energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat pula
dimusnahkan. Energi hanya dapat diubah dari suatu bentuk ke bentuk energi yang
lain. Demikianlah pula energi listrik yang merupakan hasil perubahan energi
mekanik (gerak) menjadi energi listrik.
Keberadaan
energi listrik ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Adapun kegunaan
energi listrik dalam kehidupan sehari-hari merupakan penerangan, pemanas, motor-motor
listrik dan lain-lain.
Energi yang digunakan alat listrik merupakan laju
penggunaan energi (daya) dikalikan dengan waktu selama alat tersebut digunakan.
Bila daya diukur dalam watt jam, maka:
Daya x Waktu =
energi (1)
Dengan:
Daya dalam watt
Waktu dalam jam
Enerri dalam
wattjam
Wattjam (wathour
= Wh) merupakan energi yang dikeluarkan jika 1 watt digunakan selama 1 jam.
a.
Daya
Daya merupakan
faktor penting dalam menentukan besaran energi listrik yang terpakai. Daya
disimbolkan P (power). Unsur-unsur yang berpengaruh dalam daya merupakan
besarnya tegangan yang bekerja untuk mengalirkan suatu satuan arus selama waktu
tertentu. Dalam suatu beban selain kebutuhan oleh besarnya daya aktif juga
ditentukan oleh kebutuhan daya reaktif. Dengan demikian daya listrik satu fasa
dapat dirumuskan menjadi:
S
= V . I (VA) (2)
P
= V . I Cos φ (3)
Q
= v . I sin φ (4)
Dengan
tiga fasa dapat pula dituliskan dalam persamaan berikut ini:
S
=
V
. I (VA) (5)
P
=
V . I Cos φ (6)
Q
=
v
. I sin φ (7)
Keterangan :
S
= daya semu (VA)
P
= daya nyata (watt)
Q
= daya reaktif (VAR)
V
= tegangan (volt)
I = arus (ampere)
Cos
φ = faktor kerja.
Hubungan ketiga daya tersebut dapat dilihat pada
segitiga daya sebagai berikut:
Gambar
1. Segitiga daya. (a) karakteristik beban kapasitif. (b) karakteristik beban induktif.
Selanjutnya dinyatakan bahwa daya reaktif (VAR) terdiri atas dua jenis
yaitu daya raktif kapasitif (daya reaktif
leading) dan daya reaktif induktif (daya
reaktif lagging).
Besarnya aliran daya listrik P, Q, dan S ditentukan
oleh sifat-sifat pembebanan. Diamana suatu beban dikatakan induktif jika beban
tersebut membutuhkan daya reakatif dan sebaliknya dikatakan kapasitif jika
beban tersebut menghasilkan daya reaktif
b.
Faktor kerja
Faktor kerja merupakan ukuran pemanfaatan suatu
sistem, termaksud pada tingkat beban konsumen. Faktor kerja dinyatakan sebagai
pecahan ataupun persentase. Pada faktor kerja mendekati 1 atau 100%, berarti
pemanfaatan penuh dari peralatan. Sedangkan setiap faktor kerja jauh di bawah
nilai 1 atau 100%, dinyatakan peralatan tidak dalam keadaan pemanfaatan kerja
sepenuhnya.
Adapun
rumus yang dipergunakan yaitu :
Cos
φ =
………………………………………………………… (8)
Dengan demikian faktor kerja dalam keadaan beban
seimbang dapat didefinisikan sebagai banyaknya daya yang aktif berbanding terbalik dengan
banyaknya daya yang terpasang.
Kapasitor terdiri berbagai macam. Keanekaragaman ini
disebabkan oleh besarnya kapasitas dari kapasitor itu sendiri, jumlah muatan
yang disimpannya serta bahan pembuatanya. Kapasitas dari kapasitor itu dinamakan
farad yang disimbolkan dengan huruf
F.
Pengunaan kapasitor dapat memberikan daya reaktif
yang saling meniadakan dengan daya reaktif yang ditimbulkan oleh beban
induktif, maka faktor kerja dari suatu beban induktif dapat diperbaiki dengan
menambahakan kapasitor yang bernilai tertentu dalam rangkaian yang bersifat
induktif. Dengan demikian daya semu dapat diperkecil dengan memasang kapasitor
dalam rangkaian yang berbeban induktif.
Pemasangan kapasitor dalam beban-beban induktif maka
faktor kerja dari beban itu akan meningkat. Dengan diperbaikinya faktor kerja
maka kelangsungan dari peralatan dapat dipertahankan.
c.
Usaha
Besarnya
energi listrik yang terpakai ditentukan oleh besarnya kapasitas daya yang
beroprasi selama waktu tertentu, atau hal lain ini dapat dituliskan dalam
persamaan :
W
= P. t ………………………………………………….. ………...(9)
Keterangan
:
W = usaha (joule)
P = daya (Watt)
t = waktu (detik)
Dari
persamaan (9) di atas dengan mengetahui besarnya daya yang bekerja dan waktu
yang digunakan maka energi yang terpakai akan diketahui. Daya yang dimaksud
sudah merupakan banyaknya arus yang mengalir dalam satu satuan tegangan yang
berbanding lurus dengan cos φ sebagai faktor kerjanya. Satuan yang digunakan
dalam energi listrik terpakai ini merupakan watt-detik. Satuan tersebut relatif
kecil dan dalam pengukuran komersial digunakan satuan kilo watt-hour (KWh).
Keterangan
:
1 kW = 1000 watt
1 jam = 3600 detik
Sehingga:
1 kWh = 1000 . 3600 watt-detik
= 36.105 joule
Menurut
Lister (1993). Perhitungan yang berkaitan dengan mesin listrik kerap
melibatakan satuan daya listrik (watt) dan satuan mekanis horse power (HP), dimana, 1 HP = 746 watt.
3. Sistem tenaga listrik
Menurut Djiteng Marsudi (2006) untuk keperluan penyediaan tenaga
listrik bagi para pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik. Berbagai
peralatan listrik ini dihubungkan satu sama lain yang mempunyai inter relasi
dan secara keseluruhan membentuk suatu sistem tenaga listrik. Yang dimaksud
dengan sistem tenaga listrik di sini adalah sekumpulan pusat listrik dan gardu
induk (pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh jaringan transmisi
sehingga merupakan satu kesatuan interkoneksi.
Kebutuhan
akan tenaga listrik dari pelanggan selalu bertambah dari waktu ke waktu. Untuk
tetap dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari para pelanggan, maka sistem
tenaga listrik harus dikembangkan seirama dengan kenaikan kebutuhan akan tenaga
listrik dari para pelanggan.
Untuk dapat melakukan hal ini dengan
sebaik-baiknya maka hasil-hasil operasi perlu dianalisa dan dievaluasi antara
lain untuk menetukan:
a.
Bilamana, beberapa besar dan dimana
perlu dibangn pusat listrik baru, GI baru serta saluran transmisi baru.
b.
Menambah unit pembangkit dan menambah
transformator dan lain-lain
c.
Bilamana perlu dilakukan PMT dengan
lebih besar sebagai konsekuensi dari butir a dan b.
4. Beban listrik
Untuk merencanakan
suatu sistem distribusi tenaga listrik maka salah satu hal yang harus
diperhatikan merupakan beban listrik. Untuk mengetahui beban listriknya ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a.
Jenis beban listrik
Jenis beban listrik menurut daerah
biasanya digolongkan banyak hal. (Amrullah, 1985), yaitu:
1)
Berdasarkan lingkungan atau lokasi
a)
Beban pusat perkantoran
b)
Beban perumahan
c)
Beban perumahan luar Kabupaten
d)
Beban pedesaan
2)
Berdasarkan jenis pelanggan
a)
Pelangganan umum
b)
Pelanggan industri
3)
Berdasarkan jadwal pelayanan
a)
Beban perumahan
b)
Beban penerangan jalan
c)
Beban perkantoran
d)
Beban industri
4)
Berdasarkan jenis pelanggan
a)
Beban perumahan
Beban
perumahan merupakan beban yang dilayani oleh trafo distribusi yang terdiri dari
seluruh atau sebagian besar merupakan tempat tinggal penduduk. Pada beban
perumahan kebutuhan maksimum biasanya berlangsung dimalam hari jam 17:00 –
22:00 dan biasanya sangat bervariasi sesuai dengan kebiasaan penduduk setempat
dalam mengkonsumsi energi listrik. Jumlah anggota rumah tangga menjadi salah
satu faktor penentu pemakaian energi listrik yang dikonsumsi rumah tangga,
sebagian besar digunakan untuk penerangan, peralatan rumah tangga seperti TV,
radio, setrika, pompa air, keperluan memasak dan lain sebagainya.
b)
Beban usaha bisnis
Beban
usaha merupakan beban pelanggan yang terdiri dari suatu kelompok perdagangan
atau usaha seperti pertokoan, rumah makan, dan lain sebagainya. Pada umumnya
beban komersial ini terletak di pusat kabupaten. Beban puncak umumnya terjadi
pada pagi hari sekitar pukul 09:00 sampai malam hari kira-kira 21:00.
c)
Beban sosial (publik)
Beban
sosial merupakan beban pelanggan yang terdiri dari tempat-tempat sosial seperti
rumah sakit, sekolah, tempat beribadah dan lain sebagainya. Beban puncak
umumnya terjadi pada siang hari dan malam hari.
d)
Beban industri
Beban
industri merupakan beban pelanggan yang terdiri dari kelompok pabrik-pabrik
atau industri. Beban ini biasanya terpisah dari perumahan penduduk untuk
mencegah terjadinya fluktasi tegangan yang sering terjadi di industri yang
menggangu peralatan rumah tangga setempat. Beban yang biasnya terdapat di
industri berupa lampu sebagai penerangan dan motor-motor listrik. Kapasitas
daya yang digunakan oleh industri pada umumnya lebih besar dibandingkan dengan
pelanggan lainnya. Beban puncak biasanya terjadi pada siang hari karena
motor-motor listrik beroperasi atau berproduksi saat-saat tersebut.
e)
Beban pemerintahan
Bebean
pemerintahan merupakan jenis beban yang digunakan untuk instansi pemerintahan
dan penerangan jalan.
b.
Karakteristik Beban Listrik
Karakteristik
beban merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perencanaan oprasi
sistem tenaga listrik. Dengan karateristik beban, maka pengoprasian sistem
tenaga listrik dapat diatur sedemikianrupa sehingga dapat diharpakan suatu
oprasi sistem tenaga listrik yang optimal. Dalam mempelajari karakteristik
beban listrik ada beberapa istilah yang perlu diketahui, yaitu:
1.
Beban terpasang
Semua beban yang mungkin dipasang pada
suatu saat, beban terpasang menyatakan kemungkinan kebutuhan beban paling
besar.
2.
Beban maksimum
Kebutuhan keseluruhan sistem atau
instalasi yang palig besar yang terjadi pada selang waktu tertentu.
3.
Faktor kebutuhan
Perbandingan antara beban maksimum suatu
sistem dengan keseluruhan beban yang terpasang pada sistem tersebut.
4.
Faktor beban
Faktor beban merupakan perbandingan
antara daya nyata yang dibangkitkan dengan daya maksimum yang dapat dihasilkan
selama selang waktu sama.
5.
Faktor daya
Faktor daya merupakan perbandingan
antara daya nyata dengan daya semu yang dibutuhkan beban kelistrikan.
c.
Menghitung tingkat pertumbuhan dan
rata-rata pertumbuhan
Untuk menghitung tinggkat pertumbuhan,
dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut :
Untuk
menghitung rata-rata pertumbuhan, dilakukan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
…..(11)
d.
Analisis beban sistem
Beban
sistem tenaga listrik merupakan pemakain tenaga listrik dari para pelanggan
listrik. Oleh karenanya, besar kecilnya beban beserta perubahannya tergantung
pada kebutuhan para pelanggan akan tenaga listrik. Tidak ada perhitungan eksak
mengenai besarnya beban sistem pada suatu saat, yang bisa dilakukan hanyalah
membuat perkiraan beban. Dalam pengoperasian sistem tenga listrik harus selalu
diusahakan agar daya yang dibangkitkan sama dengan beban sistem
Maka masalah perkiraan beban merupakan masalah yang sangat
menentukan bagi perusahaan listrik baik segi-segi manajerial maupun bagi segi
oprasional, oleh karena itu perlu mendapat perhatian khusus. Untuk dapat
membuat perkiraan beban yang sebaik mungkin perlu beban sistem tenaga listrik
yang sudah terjadi di masa lalu dianalisa.
Menurut Djiteng Marsudi (2006) pembagian kelompok perkiraan beban yaitu:
1.
Perkiraan beban jangka panjang
Perkiraan
beban jangka panjang adalah untuk jangka waktu
di atas satu tahun. Dalam perkiraan beban jangka panjang masalah-masalah
makro ekonomi yang merupakan masalah ekstern perusahaan listrik merupakan
faktor utama yang menentukan arah perkiraan beban.
2. Perkiraan beban jangka menengah
Perkiraan
beban jangka menengah adalah untuk jangka waktu dari satu bulan sampai dengan
satu tahun. Poros untuk perkiraan beban jangka menengah adalah perkiraan beban
jangka panjang.
3. Perkiraan beban jangka pendek
Perkiraan
beban jangka pendek adalah untuk jangka waktu beberapa jam sampai satu minggu
(168 jam). Dalam perkiraan beban jangka pendek batas atas untuk beban maksimum
dan batas bawah untuk beban minimum yang ditentukan dalam perkiraan beban
jangka menengah.
e.
Cara-cara memperkirakan beban
Salah satu faktor yang sangat menentukan dalam membuat rencana operasi
sistem tenaga listrik adalah perkiraan beban yang akan dialami oleh sistem
tenaga listik yang bersangkutan. Tidak ada rumus eksak untuk ini karena
besarnya beban ditentukan oleh para pemakai (konsumen) tenaga listrik yang
secara bebas dapat menentukan pemakaiannya. Namun pada umumnya pemakaian energi
listrik konsumen sifatnya priodik maka grafik pemakaian tenaga listrik atau
lazimnya dibuat sebagai grafik beban dari sistem tenaga listrik juga mempunyai
sifat priodik.
Grafik
beban secara perlahan-lahan berubah bentuknya baik kuantitatif maupun
kualitatif. Perubahan ini antara lain disebabkan oleh:
1.
Bertambahnya jumlah konsumen tenaga
listrik
2.
Bertambahnya konsumsi tenaga listrik
dari konsumen lama, misalnya karena dia membeli peralatan listrik tambahan.
3.
Suhu udara, kalau suhu udara tinggi maka
pemakaian alat-alat penyejuk udara bertambah dan ini menambah pemakaian tenaga
listrik.
4.
Kegiatan ekonomi masyarakat
5.
Kegiatan sosial masyarakat, sebagai
contoh adanya pertandingan olahraga seperti bulu tangkis, tinju, sepak bola dan
lain sebagainya. Hal ini akan menimbulkan kenaikan beban.
Dari
uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa tidaklah mungkin ditemukan rumus yang
eksak untuk menentukan besarnya beban. Tetapi beban dapat diperkirakan besarnya
berdasarkan pengalaman-pengalaman dan pengamatan-pengamatan di masa lalu
kemudian diadakan perkiraan untuk masa yang akan datang.
3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi
Energi Listrik
Konsumsi
energi termaksud energi listrik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor ,
diantaranya : tingkat produksi industri, tinggkat pemakaian energi pengganti,
kondisi politik, usaha-usaha konservasi, batasan pemerintah, dalam hal
pemakaian energi, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi (pendapatan
penduduk) dan harga energi tersebut (Sukanto, 1988). Sedangkan menurut
Aminuddin (2008) menyatakan bahwa permintaan akan suatu komoditas energi
termaksud energi listrik dipengaruhi oleh faktor harga, barang yang diminta,
harga barang lain, pendapatan, selera, dan kemakmuran. Namun dalam pembahasan
kali ini dititikberatkan pada pengaruh ekonomi saja seperti pertumbuhan ekonomi
dalam hal ini pendapatan konsumen dan harga jual energi.
a.
Pertumbuhan ekonomi (pendapatan
konsumen)
Sesuai
dengan penjelasan kedua pendapat di atas, sangat berpengaruh pendapatan
konsumen terhadap pemakaian energi listrik. Hal tersebut sangat logis karena
dengan pendapatan konsumen meningkat, maka cenderung membeli barang-barang
untuk memenuhi kepuasan hidupnya termaksud barang-barang yang memakai energi listrik
sebagai sumber tenaganya. Dengan demikian konsumsi energi listrik semakin
meningkat.
Mengacu
dari penjelasan di atas, maka konsumsi energi merupakan fungsi dari pendapatan
konsumen,
q
= f(x) ……………………………………………...….
(12)
Pertumbuhan
ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari produk domestik regional (PDRB) dan
PDRB per sektor serta pendapatan perkapita (in
come percapita ) penduduk. PDRB merupakan salah satu indikator perekonomian
yang penting bagi suatu daerah yang diartikan sebagi keseluruhan nilai tambah
barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun di suatu daerah atau wilayah.
- Menghitung Produk Domestik Bruto / PDB / Produk Domestik Kotor
Pengertian
Produk Domestik Bruto atau PDB merupakan hasil output produksi dalam suatu
perekonomian dengan tidak memperhitungkan pemilik faktor produksi dan hanya
menghitung total produksi dalam suatu perekonomian saja.
Rumusnya merupakan
PDB = C + G + I + ( X - M
)…………………………………………….. (13)
atau
produk domestik bruto = pengeluaran
rumah tangga + pengeluaran pemerintah + pengeluaran investasi + ( ekspor -
impor )
c.
Kepadatan penduduk
Laju pertumbuhan penduduk lebih tinggi di negara
berkembang. Kepadatan penduduk dihitung dengan
membagi jumlah penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Negara-negara
kecil biasanya memiliki kepadatan penduduk tertinggi.
Distribusi usia dan jenis kelamin penduduk dalam
negara atau wilayah tertentu dapat digambarkan dengan suatu piramida penduduk. Grafik ini
berbentuk segitiga, di mana jumlah penduduk pada sumbu X,
sedang kelompok usia (cohort) pada sumbu Y. Penduduk lak-laki
ditunjukkan pada bagian kiri sumbu vertikal, sedang penduduk perempuan di
bagian kanan.
Piramida penduduk menggambarkan perkembangan
penduduk dalam kurun waktu tertentu. Negara atau daerah dengan angka kematian
bayi yang rendah dan memiliki usia harapan hidup tinggi, bentuk piramida
penduduknya hampir menyerupai kotak, karena mayoritas penduduknya hidup hingga
usia tua. Sebaliknya yang memiliki angka kematian bayi tinggi dan usia harapan
hidup rendah, piramida penduduknya berbentuk menyerupai genta (lebar di
tengah), yang menggambarkan tingginya angka kematian bayi dan tingginya resiko
kematian.
Gambar 2. Piramida penduduk
Piramida penduduk yang menunjukkan tingkat
mortalitas stabil dalam setiap kelompok usia
Jumlah
penduduk sangatlah berpengaruh terhadap konsumsi energi listrik. Jadi konsumsi
energi bukan hanya fungsi dari pendapatan, melainkan juga fungsi dari jumlah
peduduk,
q
= f (x,p) …………………...……………………………………. (14)
Dari
persamaan (12) di atas maka dapat ditulis model persamaan regresi berganda
untuk permintaan energi listrik pada pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial,
dan industri merupakan :
Y
= a + b1X1 + b2X2……………………………………………
(15)
(Sugiono,
2004)
d. Penggolongan Tarif Dasar Listrik PLN
Menurut
Abdul Kadir (1996), tarif dasar listrik secara umum dapat diartikan sebagai
daftar harga penjualan tenaga listrik
yang ditetapkan perusahaan listrik yang meningkat perusahaan dengan langganan
atau konsumen energi listrik.
Tujuan
umum tarif dasar listrik adalah untuk menghasilkan pendapatan bagi perusahaan
listrik untuk menutupi biaya-biaya oprasional sehingga sistem penyediaan energi
listrik dapat berkesinambungan.
Pengadaan
energi listrik di Indonesia dikelola oleh PLN yang diawasi oleh pemerintah dan
tidak mengejar keuntungan semata-mata karena energi listrik sebagai komoditi
publik, pemenuhan menyangkut hajat hidup seluruh rakyat Indonesia dan harus
terjamin ketersediaanya dengan harga yang terajangkau oleh semua lapisan
masyarakat.
Penetuan
tarif dasar listrik didasarkan pada
beberapa faktor seperti biaya modal, perawatan dan perbaikan, upah tenaga kerja
, biaya bahan bakar, dan lain sebagainya yang berkaiatan dengan proses
pembangkitan energi listrik tersebut sampai digunakan oloh konsumen.
Biaya-biaya tersebut tidak semuanya ditanggung oleh PLN tetapi juga dilimpahkan
kepada konsumen melalui tarif dasar listrik.
Penetuan
tarif yang tidak bijaksana dapat berakibat buruk terhadap perkembangan
perusahaan, misalnya tarif yang tinggi terhadap biaya instalasi dapat membuat
langganan berkurang atau tarif yang rendah akan menyebabkan pemborosan energi
listrik yang dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Penetuan tarif
yang akan berlaku bagi kelompok konsumen ditentukan berdasarkan pada cara
pemakaian, waktu dan besarnya pemakaian.
Berdasarkan
tarif dasar listrik 2003, PLN menggunakan tarif dasar berdasarkan jenis
pelanggan dan daya tersambung adalah sebagai berikut:
a)
Golongan tarif pelanggan rumah tangga
(tarif R) yang terdidri atas:
1.
Golongan tarif R1, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 2200 VA.
2.
Golongan tarif R2, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 6600 VA.
3.
Golongan tarif R3, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya di atas 6600 VA.
b)
Golongan tarif pelanggan bisnis (tarif
B)
1.
Golongan tarif B1, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 6600 VA.
2.
Golongan tarif B2, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 2200 VA sampai 200 kVA.
3.
Golongan tarif B3, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya di atas 200 kVA.
c)
Golongan tarif pelanggan sosial (tarif
S)
1.
Golongan tarif S1, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 220 VA.
2.
Golongan tarif S2, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 200 kVA.
3.
Golongan tarif S3, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 220 kVA .
d) Golongan
tarif pelanggan industri (tarif I)
1.
Golongan tarif I1, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 450 VA sampai 14 kVA.
2.
Golongan tarif I2, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 14 kVA sampai 200 kVA.
3.
Golongan tarif I3, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 200 kVA sampai dengan 30000 kVA .
4.
Golongan tarif I3, merupakan sambungan
tegangan rendah dengan batas daya 30000 kVA
ke atas.
Berdasarakan dari
pengelolahan tarif, maka konsumen akan memakai energi listrik sesuai dengan
batas daya yang disediakan sesuai dengan penggolongan tarifnya. Pembayaran
rekening listrik itu dirinci berdasarkan biaya pemakaian yang merupakan hasil
kali per kW dengan kWH terpakai ditambah biaya beban, pajak, dan lain-lain
(Abdul Kadir, 1996).
e. Analisis Regresi
Perubahan nilai suatu
variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel
itu dapat pula disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan dengan
variabel tersebut. Untuk mengetahui pola nilai suatu variabel yang disebabkan
oleh variabel lain diperlukan alat analisis yang memungkinkan kita untuk
membuat perkiraan nilai variabel tersebut pada nilai tertentu variabel yang
mempengaruhinya.
Teknik yang umum
digunakan untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel dalam ilmu
statistik adalah analisis regresi. Analisis regresi adalah teknik statistik
yang berguna untuk memeriksa dan memodelkan hubungan di antara
variabel-variabel. Analisis regresi berguna dalam menelaah hubungan dua
variabel atau lebih dan terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya
belum diketahui dengan sempurna, sehingga dalam penerapannya lebih bersifat
eksploratif.
Persamaan regresi yang digunakan untuk membuat taksiran mengenai
nilai variabel terikat disebut persamaan regresi estimasi, yaitu suatu formula
matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa
variabel yang nilainya sudah diketahui dengan satu variabel yang nilainya belum
diketahui. Sifat hubungan antara variabel dalam persamaan regresi merupakan
hubungan sebab akibat.
Regresi yang berarti peramalan, penaksiran atau pendugaan
pertama kali diperkenalkan pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton (1822 –
1911) sehubungan dengan penelitiannya terhadap
manusia. Penelitian tersebut membandingkan antara tingggi anak laki-laki dan
tinggi badan orang tuanya. Istilah regresi pada mulanya bertujuan untuk membuat
perkiraan nilai suatu variabel (tinggi badan anak) terhadap suatu variabel yang
lain (tinggi badan orang tua). Pada perkembangan selanjutnya, analisis regresi
dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel
dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel
tersebut.
1)
Regresi linier
ganda
Multiple regresi
(regresi linier ganda) merupakan regresi linier yang melibatkan hubungan
fungsional antara sebuah variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas.
Semakin banyak variabel bebas yang terlibat dalam suatu persamaan regresi
semakin rumit menentukan nilai statistik yang diperlukan hingga diperoleh
persamaan regresi estimasi. Regresi linier berganda berguna untuk mendapatkan
pengaruh dua variabel kriteriumnya atau untuk mencari hubungan fungsional dua
variabel prediktor atau lebih dengan variabel kriteriumnya, atau untuk
meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap variabel kriteriumnya.
Hubungan linier lebih dari dua variabel yang bila dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis adalah:
……………………………………... (16)
Dimana :
Y = Variable terkait
X1,….Xk = Variabel bebas ke-1 sampai
ke-k
a, b1, … bk = Parameter regresi
ε = Nilai kesalahan (eror)
Korelasi
berganda adalah hubungan antara dua
variable X dan y. koefisien korelasi antara X dan y sering diberi simbol rxy atau r
saja.
………………….(17)
Dimana
:
xi
= X1i -
yi
= yi -
Apabila mempunxai 3 variabel maka
y,X1,X2, maka korelasi X1 dan y
digambarkan dengan rumus beikut
……………(18)
xi1
= X1i -
yi
= yi -
Korelasi x2 dan y digambarkan dengan
rumus berikut:
………….(19)
xi2
= X2i -
xi
= Yi -
Akhirnya korelasi x1 dan x2 adalah
…………………(20)
xi1
= X1i -
xi2
= Xi2 –
Koefisien
korelasi atara dua variabel sering disebut koefisien korelasi linier sederhana
(KKLS) kalau kita ingin mengetahui kuatnya korelasi antara variabel Y dan
beberapa variabel X, maka harus menggunakan suatu koefisien korelasi berganda
(KKLB) yang rumusnya sebagai berikut.
Apabila
KKLB dikuadratkan, maka akan diperoleh koefisien penetuan (KP), yaitu suatu
nilai untuk menyatakan besarnya sumbangan dari beberapa variabel x terhadap
variasi naik turunnya Y. Kalau Y’ = a+b1 x1 +b2x2,
KP mengukur besarnya sumbangan X1 dan X2 terhadap variasi, naik turunnya, Y
KP = Ry.122
……………………………………………………………. (22)
Apabila
dikalikan dengan 100% akan diperoleh persentase sumbangan X1 dan X2 terhadap
naik-turunnya y.
2)
Analisis regresi linier sederhana
Analisis
regresi linier sederhana pada dasarnya adalah garis linier dimana variabel bebas
X merupakan variabel waktu. Baik garis regresi maupun trend dapat berupa garis
lurus maupun tidak lurus. Persamaan garis analisis regresi linier sederhana
sebagai berikut:
Y’ = a +bX (X =waktu) ………………………………………………
(23)
Perhatikan
bahwa bentuk persamaan seperti persamaan garis regresi linier berganda. Dengan
demikian cara menghitung a,b dan c sama dengan menghitung a dan b, yaitu menggunakan persamaan normal.
a =
…………………………………………………………………..(24)
b =
……………………………………………………………….(25)
keterangan:
Y’ = perkiraan perkembangan
X = tahun yang dicari
a dan b = koefisien regresi
f. Estimasi
Estimasi
adalah menaksir ciri-ciri tertentu dari populasi atau memperkirakan nilai
populasi (parameter) dengan memakai nilai sampel
(statistik).
Dengan statistika kita berusaha menyimpulkan populasi. Dalam kenyataannya,
mengingat berbagai faktor untuk keperluan tersebut diambil sebuah sampel yang
representatif dan berdasarkan hasil analisis terhadap data sampel kesimpulan
mengenai populasi dibuat. Cara pengambilan kesimpulan tentang parameter
berhubungan dengan cara-cara menaksir harga parameter. Jadi, harga parameter
sebenarnya yang tidak diketahui akan diestimasi berdasarkan statistik sampel
yang diambil dari populasi yang bersangkutan.
B.
Kerangka
pikir
Permintaan
energi listrik oleh konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor pendapatan (x1),
dan jumlah penduduk (x2). semakin berkembangnya tinggkat perekonomian dan
pendapatan konsumen, maka akan semakin bertambah pula kebutuhan energi listrik
oleh konsumen, baik rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri dan semakin
mahalnya tarif dasar listrik yang ditentukan oleh PLN dan pemerintah, maka
konsumsi energi listrik menurun.
Berdasarkan
kenyataan di atas, maka dalam penelitian ini diprediksi seberapa besar kebutuhan
energi listrik di kabupaten Sidrap sampai tahun 2020 ditinjau dari pertambahan
jumlah penduduk dan pendapatan perkapita.
Berdasarakan
uraian tersebut di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dapat dipolakan
secara skematik seperti di bawah ini:
Konsumsi Energi Listrik Tahun 2000-2009
|
Estimasi
pertambahan jumlah penduduk
|
Estimasi
kebutuhan energi listrik tahun 2020
|
Estimasi PDRB
|
Hasil
|
Gambar 3. Skematik kerangka pikir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar